Minggu, 27 Mei 2012

ILMU BADI' FI BALAGHOH


AL-BALAGHAH: Ilmu Badi'

A. Hakikat Ilmu Badi’
Menurut leksikal: suatu ciptaan baru yang tidak ada contoh sebelumnya
Menurut terminologi: Suatu ilmu yang dengannya diketahui metode dan cara-cara yang ditetapkan untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya setelah kalimat tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dan telah jelas makna yang dikehendaki
Objek kajian ilmu badi’ adalah upaya memperindah bahasa baik pada tataran lafal (muhassinaat lafdziyyah) maupun makna (muhassinaat ma’nawiyyah)
Kalau ma’aani dan bayan membahas materi dan isinya, maka badi’ membahas dari aspek sifatnya.

rukyah

warung nyepit

Minggu, 13 Mei 2012

Dalam Cahaya Ilmu dan Tauhid Para Salaf


Penulis: Ummu Asma’
Muraja’ah: Ustadz Abu Sa’ad
Sebagian besar umat Islam sekarang ini hatinya merasa takut dan gemetar melihat kemajuan dan kecanggihan teknologi yang dimiliki orang kafir. Gentar akan kehebatan dan kejeniusan mereka dalam hal IPTEK. Memang betapa silau rasanya mata kita melihat gemerlap kemajuan mereka, dan hal itu seringkali menggelitik sebagian di antara kita untuk jatuh bangun berlari mengejar “ketertinggalan” kita dari mereka. Maka berlomba-lomba kita belajar ilmu teknologi, kedokteran, kesehatan, pertanian, siang dan malam. Sayangnya, banyak yang jadi berlebih-lebihan dan beranggapan bahwa kemuliaan Islam akan diraih dengan menguasai ilmu-ilmu tersebut. Benarkah demikian?

Sabtu, 12 Mei 2012

Puasa Tarwiyah dan Arafah

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Arafah yakni pada saat diberlangsungkannya wukuf di tanah Arafah tanggal 9 Dzulhijah oleh para jamaah haji. Wukuf di Arafah bisa dikatakan sebagai inti dari pada pelaksanaan ibadah haji. Karena itu puasa Arafah ini sangat dianjurkan bagi orang-orang yang tidak menjalankan ibadah haji. Adapun teknis pelaksanaannya mirip dengan puasa-puasa lainnya.
Keutamaan puasa Arafah ini seperti diriwayatkan dari Abu Qatadah Rahimahullah. Rasulullah SAW bersabda:
 صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية

Shalat Rebo Wekasan Dan Hadiyyah

Shalat Rebo Wekasan Dan Hadiyyah
     Hadratus Syeh M. Hasyim Asy’ari pernah menjawab pertanyaan orang tentang shalat Rebo Wekasan. inilah dokumen asli pertanyaan dan jawaban beliau atas pertanyaan cabang NU Sidoarjo, sebagaimana ditulis oleh KH Abdurrohman Nafis Lc. M.HI yang dimuat dalam AULA, 01 Januari 2012:
Mas’alah:
a.    Kados pundi hukumipun ngelampahi shalat rebo wulan Shafar, kasebat wonten ing kitab mujarobat lan ingkan kasebat wonten khir bab 18 ? (Bagaimana hukumnya menunaikan shalat pada hari Rabu terakhir di bulan Shafar sebagaimana yang tertulis dalam kitab Mujarabat dan tersebut di akhir bab 18 sebagai berikut ?).
فائدة أخرى: ذكر بعض العارفين – من أهل الكشف والتمكين – أنه ينزل في كل سنة ثلاثمائة وعشرون ألفا من البليات، وكل ذلك في يوم الأربعاء الأخير من شهر صفر، فيكون ذلك اليوم أصعب أيام السنة كلها، فمن صلّى في ذلك اليوم أربع ركعات إلخ. فونفا ساهى فونفا أوون ؟ يعنى سنة فونفا حرام ؟ أفتونا أثابكم الله ؟.

Seri Kontra Wahabi (8): Cerdas Bermadzhab

Selektif dalam Bermadzhab
Mayoritas kaum Muslimin mengikuti pola bermadzhab dalam menjalankan kehidupan beragama sehari-hari. Di Indonesia, kaum Muslimin mengikuti madzhab al-Imam al-Syafi’i dalam bidang fiqih, madzhab Abu al-Hasan al-Asy’ari dalam bidang akidah dan madzhab Hujjatul Islam al-Ghazali dan Abu al-Hasan al-Syadzili dalam bidang tashawuf. Demikian seperti dijelaskan oleh Hadlratusysyaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah.

Seri Kontra Wahabi (7): Istighatsah & Tawassul

Hakekat Istighatsah dan Tawassul
Para ulama seperti al-Imam al-Hafizh Taqiyyuddin al-Subki menegaskan bahwa tawassul, istisyfa’, istighatsah, isti’anah, tajawwuh dan tawajjuh, memiliki makna dan hakekat yang sama. Mereka mendefinisikan tawassul -dan istilah-istilah lain yang sama- dengan definisi sebagai berikut:
“Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah dengan menyebut nama seorang nabi atau wali untuk memuliakan (ikram) keduanya”. (Al-Hafizh al-’Abdari, al-Syarh al-Qawim, hal. 378).