A.
Pendahuluan
Berawal dari sebuah ketidak sengajaan dan
menjadi sebuah hal yang digemari sehinga melahirkan banyak karya-karya agung
dan memproduksi ribuan metode-metode baru dalam perkembanganya. Pada abad IV H adanya usaha-usaha
penkodifikasian kaidah-kaidah fiqh mulai mengeliat setelah sebelumnya kajian
kaidah fiqh hanya sekedar sisipan-sisipan kecil yang tercecer dalam kitab-kitab
fiqh,karena berkat kesungguhan ulama-ulama madzhab kaidah fiqh mampu menjadi disiplin
ilmu yang mandiri lengkap dengan metodologinya..
Abu Hasan al-Karakhi seorang ulama hanafiah
adalah pelonching pertama pembukuan
kaidah-kaidah fiqh dalam kitab tersendiri. Al Karakhi yang memberi nama kitabnya Risalah al-Karakhi
adalah pensuport ulama-ulama berikutnya untuk membukukan kaidah-kaidah fiqh.
Dibawah ini adalah katalog
kitab-kitab kaidah fiqh sekaligus profil dari berbagai madzhab dan sistematika
penulisannya.
B.
Kitab-kitab Kaidah Fikih Madzhab Hanafi
1.. Ta’sis al-Nazhar
Pengarang kitab ini adalah Abu Zayd al Dabbusi (w.
430 H). di dalamnya terdapat delapan bab, dan setiap bab memuat beberapa al-ashlu, baik yang berupa dlabith atau kaidah,dan setiap satu al ashlu memuat beragam contoh dan
persoalan-persoalan yang memiliki kemiripan karakter dan hukum (nadhoir). Jika di hitung, semua al ashlu yang termaktub dalam kitab ini
berjumlah sekitar 80 macam. Selain menyebutkan masalah-masalah yang masuk dalam
satu al-ashlu, beliau juga
mencantumkan pendapat yang berbeda dengan al-ashlu
yang ditampilkan sebelumnya. Baik perbedaan intern ulama’ mazhab Hanafi,
perbedaan antara mazhab Hanafi dan mazhab Maliki, atau antara Hanafi dan
Syafi’i. di sinilah salah satu keistimewaan kitab ini, mampu merangkum pendapat
lintas mazhab dalam hampir seluruh kandungan kaidahnya.
2. Risalah
al-Karakhi
Kitab ini ditulis oleh al-Karakhi,berisi 17 kaidah jumlahnya mencapai 39
kaidah.dalam kitabnya ini al-Karakhi hanya memakai satu istilah,yani ”al-ashlu”
baik untuk menunjuk kaidah,dlabith,atau pedoman bermadzhab bagi ulama
Hanafiyyah,sehingga milik Abu Thahir al-Dabbas dan ditambah kaidah-kaidah lain
milik al-Karakhi hingga tidak ada pemilahan antara kaidah,dlabith,maupun
pedoman madzhab
3. Al-Furuq
Penulisnya
adalah As’ad bin Muhammad bin al Hasan al Karabisy (w. 570 H).sesuai dengan
namanya,kitab ini secara khusus membahas perbedaan furuqyiyah atau
perbedaan-perbedaan dalam berbagai persoalan fiqh. al Karabisy menyusun kitab
ini sesuai urutan kitab-kitab fiqh.
4. Syarah Risalah al Karakhi
Ditulis oleh
Najm Al Din al Nasafi (wafat 537 H) dan secara khusus mengomentari serta
mengulas kaidah-kaidah yang terdapat
dalam Risalah al Karhi. Setiap satu kadah yang ditulis al Karhi diberi
penjelasan oleh al Nasafi dan disertai contoh-contohnya.
5.. Al-Asybah
wa al-Nazha’ir
Kitab
ini ditulis oleh Zainuddin bin Ibrahim (w. 980 h), metodologi penulisan al-asybah karya Ibn Nujaym ini hampir
menyerupai al-asybah wa al-nazhair
karya al-Suyuthi. Kitab yang terkenal ini terdiri dari tujuh fan (bagian): pertama
tentang kaidah fiqh; kedua dlabith
fiqh; ketiga metode mengetahui persamaan dan perbedaan istilah-istilah; keempat
membahas tentang algahaz; kelima
mengenai al- hiyal; keenam tentang
persoalan yang mempunyai persamaan karektarestik dan hukum disertai perbedaan
masing-masing; ketujuh memuat profil
Imam Hanafi dan semua ashhab-nya dari
masa ke masa. Keistimewaan dari
kitab ini beliau selalu menyebutkan bab-bab fiqh yang masuk dalam setiap kaidah
beserta contoh-contohnya.
6. Talqih al uqul fi
furuq manqul
Kitab ini ditulus oleh Ahmad bin
Abdillah bin Ibrahim al-Mahbubi (w. 630 H). Dan secara khusus mengkaji furuqqiyyah. Beliau merangkai setiap
setiap pembahasan sesuai dengan mengikuti urutan bab fiqih
7. Ghamz
uyun al-basha’ir
Penulisnya adalah Ahmad bin Muhammad al-Hamawi (w. 1098 h). Kitab ini
merupakan syarh dari kitab al-asybah wa al-nazhair karya Ibn
Nujaym. Dan merupakan syrah terbesar
yang terdiri empat jilid.secara khusus kitab ini mengurai dan menjelaskan
kandungan kitab al-Asybah wa al-Nazha’ir karya Ibn Nujaym.
8. Majami’
al-haqa’iq
Kitab ini ditulis oleh Abu Sa’id
Muhammad al-Khadimi (w. 1176 H) yaitu seorang ulama’ kelahiran Turki. Didalam
kitab ini terkandung 1504 kaidah fiqh dan ditulis sesuai urutan huruf hijaiyyah.Tapi
sayangnya di tulis secara singkat tanpa diberi penjabaran yang berarti.
.
9. Ittihaf
al-abshar wa al-bashar’ir fi tabwib al-asybah
wa al-nazha’ir
Ditulis oleh Muhammad Abi al-Fatih
seorang mufti Iskandariyyah dan diproyeksikan untuk mengulas dan mengklarafasikan
kandungan kitab al-asybah wa al-nazha’ir karya Ibn Nujaym.
10. Al-tahqiq
al-bahrir
Ditulis oleh Muhammad Hibbatullah bin
Muhammad al-Taji (w. 1224 h) dan merupakan salah satu kitab syarah terbesar
dari kitab al-asybah wa al-nazha’ir karya Ibn Nujaym,terdiri
dari 6 jilid.Menurut hitungan Abdullah al-Sya’lani jumlahnya mencapai 2004
halaman.
11. Majallah al-ahkam
al-ad-liyyah
Secara
umum penulisan kitab ini disesuaikan dengan sistem nomor dengan mengikuti
urutan bab fiqh, dan memuat sekitar 1851 pasal. Kitab ini disusun secara
kolektif oleh para ulama’ madzhab Hanafi pada tahun 1286 H.
12. Al-fara’id
al-bahiyyah fi al-qawa’id wa al-fawa’id al-fiqhiyyah
Kitab
ini ditulis oleh Mahmud Hamzah (w. 1305 H), kitab yang merangkum beragam kaidah
ushuliyyah,kaidah fiqhiyyah, dan dlabit-dlabit fiqh yang disusun sesuai urutan bab fiqh. Kitab ini
mengandung 243 kaidah, ditambah kajian dlabith-dlabith
dan catatan-catatan kecil yang jumlahnya justru lebih banyak dari pada
kandungan kaidahnya.
13. Al-fara’id
al-bahiyyah
Kitab karya Mahmud Hamzah (w. 1305 H)
ini berbentuk ringkasan sehingga tampak kecil dan praktis. Kitab ini ditulis
secara konseptual dan disusun sesuai urutan bab fiqh. Setiap awalan
pembahasannya selalu diawali dengan artikulasi tekstualis, kemudian dalil
kaidah, dan diakhiri dengan uraian sebagai furu’
kaidah.
14. Syarh
al-majallah
Kitab ini merupakan karya Muhammad
Khalid al-athasi dan Muhammad Thahir al-Athasi, dan terdiri dari 6 jilid besar.
Kitab ini adalah syarh dari kitab majallah al-ahkam. Akan tetapi dari ke-6
jilid kitab tersebut hanya jilid pertama yang secara intensif mengurai
permasalah kaidah fiqhiyyah,
sementara selebihnya lebih banyak membahas persoalan-persoalan kaidah ushuliyyah
dan hukum-hukum furu’iyyah.
15. Syarh
al-majallah
Ditulis oleh Sulayman Rustam Baz, kitab
ini jarang sekali ditemui di perpustakaan-perpustakaan besar, dan tebal
halamnya mencapai 1288 halaman. Sementara kandungan kaidahnya hanya mengikuti
apa yang ada di dalam majallah al-ahkam.
16. Durar
al-hukkam syarh majallah al-ahkam
Ditulis oleh Dr. Ali Haydar (w. 1353
H), kitab ini merupakan salah satu syarh
kitab majallah al-ahkam dan memuat
kaidah fiqh sesuai dengan kandungan kitab induknya. Pada mulanya kitab ini
ditulis dalm bahasa persi, namun sekarang sudah diterjemahkn kedalam bahasa
arab oleh Fahmi al-Husayni.
17. Syarh
al-qawa’id al-fiqhiyyah
Ditulis oleh Ahmad bin Muhammad
al-Zarqa (w. 1357 H). Kitab ini secara khusus mengulas kandungan kitab majallah al-ahkam dan dinilai sebagi salah
satu syarh terbaik diantara syarh majallah al-ahkam
lainnya.kandungan kaidahnya hanya mengurai kaidah-kaidah yang terdapat adalam mjallah
al-ahkam.
18. Al-madkhal
al-fiqhi al-‘am
Ditulis oleh Dr. Musthafa bin Ahmad al-Zarqa’.
Kitab
ini juga merupakan syarh dari kitab majallah al-akam. Kitab ini ditulis
dalam tiga jilid, dan kajian kaidah terdapat pada jilid ketiga. Uraian mengenai
kaidah fiqh pada umumya sangat ringkas dan dilengkapi dengan ulasan mengenai
masalah furu’iyyah, dlabith fiqhiyyah, dan kaidah ushuliyyah. Kaidah-kaidah yang diulas
dalam kitab ini berjumlah 31 buah dan disusun sesuai urutan bab hijaiyyah. Sedangkan jumlah
keseluruhannya mencapai 130 buah.
C.
Kitab-kitab Madzhab Maliki
1. Al-Nazhair
Kitab ini ditulis oleh Qodli
Abdul Wahhab Al Baghdady (w. 422 H),beliau adalah ulama pertama yang menulis
kitab kaidah fiqh madzhab maliki. Kitab ini khusus mengkaji masalah-masalah fiqhiyyah yang mempunyai kemiripan
karakter hukum. Kitab ini sangat unik, karena nama penulis tidak
tercantum pada sampul kitab yang masih berupa manuskrip yang belum di cetak.
Keunikan lain dari kitab ini terdapat dalam segi penulisan kaidahnya. Jika
penulis lain mencantumkan satu dlabith
atau satu kaidah untuk mengkaji beragam persoalan, maka Abdul Wahhab tidak
demikian. Beliau memulai setiap satu kaidah dengan satu tema khusus, kemudiatema
tersebut dikembangkan hukumnya ke dalam setiap bab fiqh.
2. Anwar al-buruq fi
anwa’ al-furuq
Ini salah satu
kitab terpopuler dikalangan madzhab Maliki. Ditulis oleh syihabudin ahmad bin
idris al-qarafi (w.648 h), memuat 548 kaidah dengan desain yang apik, jelas,
dan enak dibaca, walaupun tidak disusun secara sistematis. Didalamnya
terkandung kaidah-kaidah dasar,kaidah usulhiyyah, kaidah furu’iyyah, dan kaidah
lughowiyyah. Contoh kaidah ushuliyyah kajian tentang ‘illat dan syarat, fatwa dan hukum,
serta khitab tentang taklifi dan
khitab wadl’i, atau kaidah bay’ dan qardl, milk dan tasarruf, dan lain sebagainya.
3.
Idrar al-syuruq ala anwa’ al-furuq
Kitab
ini adalah syarah dari anwar al buruq fi anwa’ al furuq, karya al
Karrafi. Ditulis oleh Sirojuddin Qasim bin Abdillah al Ansari (wafat 723 H)
kitab ini mendapat sambutan baik dari kaum intelektual di zamannya karena dalam
kitab ini termuat penjelasan dan koreksi atas berbagai hal yang ditulis al Qarrafi
dalam al furuq.
4.
Mukhtashar qawaid al-Qarrafi
Kitab
ini merupakan catatan pinggir(hamisyi) dari kitab al furuq yang ditulis oleh Abu Abdillah Muhammad bin
Ibrohim al Baqurii (wafat 707 H). Beliau memilah kaidah-kaidah yang ditulis
al Karrafi sesuai bidang studinya masing-masing. Misalnya, kaidah fiqhiyyah
diberi porsi tersediri, begitupun dengan kaidah ushuliyyah dan kaidah lughowiyyah.
Dengan demikian sistematika penulisan al furuq yang cenderung acak dan
tidak tertata rapi, melalui kitab ini menjadi lebih apik dan enak dibaca.
5.
Mukhtashar anwar al buruq
Kitab
ini juga merupakan ringkasan dari anwar al buruq fi anwa’ al furuq milik
al Qarrafi. Pengarangnya adalah Syamsuddin Abi Abdillah Muhammad al Rubu’.
Kitab ini belum beredar secara umum. Dan manuskripnya dapat ditemukan di
perpustakaan Al Azhar Kairo.
6.
Al-Qawaid dan ’Amalu man Thabba liman Habba
Dua
kitab ini ditulis oleh Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al Maqqari
(wafaf 758 H). kitab pertama memuat sekitar seribu dua ratus kaidah dan disusun
sesuai urutan bab fiqh. Kaidah yang terkandung dalam kitab ini umumnya tidak
disertai dasar pengambilan dalil, dan juga punya redaksi yang panjang. Kitab
ini memang lebih intens mengkaji furu’ madzhab Maliki, terutama dalam
masalah-masalah khilafiyyah. Kitab ini juga memuat studi khilaf lintas madzhab.
Kajian komperatif inilah yang memberikan nilai lebih bagi kitab ini.
Kitab
kedua, dibagi oleh al maqarri dalam empat bagian. Yang paling menarik adalah,
bagian kedua yang mengkaji persoalan fiqhiyyah sebanyak 500 masalah,
serta bagian ketiga yang memuat 200 kaidah fiqhiyyah. Sayangnya ke 200
kaidah itu dikaji secara singkat tanpa contoh,serta tidak tersusun secara
sistematis.
7.
Al qawanin al fiqhiyyah
Ditulis
oleh, Muhammad bin Ahmad Aljizi (wafat 741 H). memuat rumusan hukum madzhab
Maliki dan sekaligus catatan mengenai rumusan fiqh madzhab Maliki, Syafi’i, dan
Hambali. Model penulisannya adalah mula-mula menyebutkan madzahab Maliki, lalu
dirangkai dengan pendapat tiga madzhab lainnya. Yang agak unik dari kitab ini
adalah dicantumkannya sepuluh bab yang berisi kajian tauhid pada permulaannya.
Dan bagian akhir kitab ini berisi sejarah dan kisah para pemimpin, serta studi
tentang ilmu adab. Keistimewaan kitab ini barang kali terletak pada stimulus
pengarang dalam menggunakan pertanyaan dan menyebutkan perbedaan jawabannya.
8. Al-mudzahhab fi
Dlabit Qawa’id al-Madzhab
Ditulis
oleh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad (w. 889 H), ini merupakan kitab
satu-satunya madzhab maliki yang dikarang pada abad ke9 Hijriyyah.sayangnya
kitab ini belum di cetak dan masih berupa naskah dokumentasi.
9. Al-Manhaj
al-almuntakhab
Ditulis
oleh Abu al-Hasan Ali bin Qasim al-Ziqaq (wafat 912 H) kitab ini ditulis dalam
bentuk nazhom dan secara khusus
mengkaji koleksi kaidah Imam Malik. Jumlah keseluruhannya mencapai 437 bait.
10. Idlah al-masalik
ila qawa’id imam malik dan iddat al-buruq fi talkhis ma fi al- madzhab min al- jumu’ wa al- furu’
Dua kitab ini ditulis oleh Abu al- Abbas Ahmad
bin Yahya al- Wansyarisi ( w. 914 H).
Kitab yang pertama dicetak dalam satu jilid. Kaidah-kaidah yang tercantum di
dalam kitab ini ditulis secara acak dan tersebar di berbagai halaman, bahkan
banyak diantaranya ditulis dengan nada pertanyaan. Beliau belum memilah antara
kaidah fiqhiyyah dan ushuliyyah. Kaidah yang termuat dalam
kitab ini secara keseluruhan berjumlah 118.
Kitab yang kedua mengkaji pemasalahan furu’iyyah secara tuntas dan menyeluruh. Dan disusun secara
sistematis sesuai urutan bab fiqh.
11. Al-manjur ‘ala
al-manhaj al-muntakhab
Ditulis oleh Abu al-Abbas Ahmad bin Ali al-Manjur (w. 995 H). Kitab ini merupakan syrah dari nazham al-manhaj
al-muntakhab karya Abu al-Zasa al-Ziqaq. Untuk mengulas kaidah-kaidah dalam
nadzam kecil ini, beliau banyak mengadopsi kandungan kitab al-qawa’id karya al-Maqqari,
al-furu’ karya al-Qarrafi, serta al-masalik
karya al-Wansyarisi. Ketiga kitab inilah yang menjadi rujukan oleh beliau dalam
mengulas kaidah fiqh dalam kitab ini.
12. Al-nur al-muqtabas
fi qawa’id anas bin malik
Kitab
ini merupakan saripati dari
kitab idlah al-masalik karya
al-Wansyarisi,dan ditulis oleh putranya sendiri Abdul Wahid (w. 955 H).
Sayangnya kitab ini belum dicetak dan salah satu manuskrip aslinya berda
di Madrid, Spanyol.
13. Al-kulliyyat
Kitab ini ditulis oleh Muhammad bin Ahmad
bin Muhammad al-Miknasi atau biasa dipanggil Ibn Gazhi (w. 919 H). Walaupun
belum dicetak secara resmi namun kitab ini banyak ditemui diperpustakaan Arab
dan Afrika Utara.
14. Takmilah
al-manhaj al- muntakhab
Ditulis oleh abu
Abdillah Muhammad bin Ahmad Mayyarah (w. 1072 H) dan merupakan penyempurna dari
nazham manhaj al-muntakhab karya
al-Ziqaq. Dalam kitab ini terdapat
671 bait.dengan begitu biliau tercatat sebagai satu-satunya ulama yang
melakukan penambahan dan modifikasi nazham kaidah fiqh.
15. Tahdzib
al-furu’wa al-fawa’id al-saniyyah fi alasrara-fiqhiyyah
Ditulis oleh Muhammad Ali bin Husayn
(w. 1367 H), Kitab ini ditujukan untuk mengoreksi plus merekontruksi kandungan al-furu’ karya al-Qarafi. Beliau dalam
penulisan kitab ini mengikuti metedologi yang dipakai Ibn Syath dalam syarah idrar al-suruq yang juga
mengkritik al-furu’, sekaligus
melakukan penyulaman atas kekurangan al-furu’ yang di kritik Ibn Syath. Tak heran bila
ketiga naskah kitab ini ( al-furu’
karya al-Kaafi, idrar al-suru’ karya
Ibn Syath, tahdzib al-furu’ karya
Muhammad Ali ), kemudian dicetak bersamaan dalam satu paket, sebab ketiganya
merupakan kesatuan integral yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu dalam
mempelajarinya kita harus,mempelajari ketiganya agar tidak terjadi kesalahan
serta agar bisa mendapat kesimpulan atau konklusi hukum yang memuaskan.
16. Al-yawaqit
al-tsamimah fi nidzam alim al-madinah
Ditulis
oleh Abu al-Hasan Ali bin Abdul Wahid al-Anshari dalam bentuk nazham.
Pe-nadzam-an ini tak lain adalah upaya beliau untuk memudahkan para pembaca
untuk menelusuri kaidah-kaidah fiqh Imam Malik.meskipun berbentuk nazham,kitab
ini sangat tebal dan mencapai kurang lebih 14.708 halaman.
17. Qawa’id al-imam
malik
Kitab in berbentuk nadzam yang ditulis oleh
Abu Muhammad bin Abdirrahman bin Yusuf al-Musjini dan secara khusus mengkaji
koleksi kaidah fiqh Imam Malik. Sedangkan sistematika penulisannya banyak
mengikuti cara yang ditempuh al-Wansyarisi dalam idlah al-masalik. Dan terdiri dari 83 nadzham, serta banyaknya
halaman kitab ini berjumlah 1723 halaman.hingga sekarang naskahnya belum
dicetak,dan dapat dijumpai di beberapa perpustakaan di Arab.
18. Al-nazha’ir
al-fiqhiyyah
Penulisnya
adalah ibnu Abdun Muhammad al-Miknasi. Kitab ini secara khusus mengkaji
masalah-masalah al-nazha’ir al-fiqhiyyah.
Kitab ini belum dicetak dan tebalnya mencapai 14.862 halaman.
D.
Kitab-kitab Madzhab Syafi’i
1. Al Furuq
Pengarang kitab ini ialah Muhammad Adillah bin Yusuf bin
Abdillah al Juwaini (w. 438 H)yang merupakan penulis pertama kitab kaidah fiqh
madzhab Syafi’i. Kitab ini secara khusus membahas masalah-masalah furuqiyyah (perbedaan-perbedaab istilah
fiqh) beliau mengkaji ilmu furuq pada permulaan kitabnya, disertai dengan
perbedaan prinsip di antara beragam masalah yang memiliki keserupaan, lalu
diteruskan dengan kajian seputar perbedaan masalah-masalah ushuliyah, baru
kemudian masuk pada pokok bahasan yakni masalah furuqiyyah.
2. Al Furuq
Pengarang kitab ini ialah Abu al Abbas Ahmad bin Muhammad
al Jurjani (w. 482 H). Beliau juga mengulas masalah-masalah furuqiyyah mazhab Syafi’i dalam kitab
dengan mengikuti model penulisan sesuai urutan bab Fiqh, disamping penyisipan
beberapa catatan penting dalam setiap kajiannya.
3. Al-qawa’id fi
furu’ al-syafi’iyyah
Pengarang kitab ini adalah Abu Hamid Muhammad bin Ibrahim
al-Jajurmi (w. 613 H). Kitab ini
mendapat sambutan hangat dari para ulama’ dan pelajar, terutama pada masa hidup
sang pengarang.kitab ini masih berupa manuskrip dan belum dicetak.
4. Takhrij al-furu’
ala al-ushul
Penulis kitab ini adalah Abu al-Manaqib
Syihabuddin Mahmud al-Zanzani (w. 656 H). Model penulisan kaidah dalam kitab
ini selalu di awali dengan penyebutan satu kaidah disertai dengan metedologi istinbath (ushul fiqih) dari dua pendiri
madzhab, yakni Syafi’i dan Hanafi, kemudian menyebutkan sebagai furu’ fiqhiyyah yang termasuk cakupan
kaidah bersangkutan.
5. Qawaid al-ahkam
fi mashalih al-anam
Ditulis oleh Izzuddin bin Abd as-Salam (w. 660 h),
seorang ahli ushul fiqih, ushul,
gramatika arab, dan tafsir madzhab Syafi’i. Dalam kitab ini, beliau marangkum
semua permasalahan fiqhiyyah hanya
dalam satu ‘patron’ dasar, yakni i’tibar
al-mashalih wa dar’ al-mafasid.
Kitab ini memang sengaja ditulis oleh beliau untuk mengulas tujuan utama
syariat yang menurut bliau hanya tertuang dalam satu asas,yakni mengcapai cita
kemaslahatan umat dengan prinsif dasar tahshil
al-mashalil dan dar’ al-mafasid
atau yang biasa disebut dengan jalb
mashalil wa dar’ al-mafasid (menggapai kemaslahatan dan menolak kerusakan).
6.
Al Asybah wa al Nadhair
Ditulis oleh
Shadruddin Muhammad bin Umar atau dipanggil Ibnu Wakil (wafat 716 H). Kitab ini
merupakan kitab kaidah pertama yang diberi nama al-Asybah wa al-Nazha’ir dan
mengkaji kaidah-kaidah fiqh yang digali langsung dari beragam persoalan fiqhiyyah
yang memiliki kesamaan karakter dan hukum.
7.
Al Fawaid Al jassam Ala Qawaid ibnu abd Al Salam
Umar
bin Ruslan Al Bulqini (Wafat 805 H) adalah penulis kitab ini. Kitab ini
merupakan syarah dari kitab Al Qawaid Al Ahkam karya Izzuddin bin abd Al Salam.syarah
ini termasuk kritis sekaligus sistematis dalam mengupas Qawa’id al-Ahkam.
Beliau biasanya memulai setiap persoalan dengan terlebih dahulu menulis naskah
asli Izzuddin. Kemudian diteruskan dengan tanggapan seputar tulisan itu,
tanggapan bisa dimaksud berbentuk penjelasan, catatan, koreksi, bahkan kritik
atas pendapat Izzuddin.
8.
Al Majmu’ Al Mudzahhab fi Qawaid Al Madzhab dan Al Ashibah wa Al Nadhair fi
Furu’ Al Fiqh As Syafi’i.
Dua
kitab ini ditulis oleh Salahuddin Kholil bin Kay Kaylili Ala’i (wafat 761 H).
Beliau memberi banyak tambahan atau catatan atas Al Asyibah karya Ibnu Wakil,
serta menyusunnya dengan sangat sistematis, khusus untuk kaidah-kaidah yang terkandung
dalam kitab Al Majmu’ Al Mudzahhab oleh beliau dipilih dalam media tiga
medium pokok: yakni lima kaidah dasar, kaidah-kaidah ushul, dan kaidah-kaidah
fiqh.
9.al-Asybah
wa al- Nadho’ir
Penulisnya
adalah Tajuddin abdul Wahab bin Ali bin Abdul Al Kafi Al Subuki (wafat 771 H).
Kitab ini dimaksudkan untuk memodifikasi isi kitab Asyibah wan Nadhoir karya
ibnu Wakil. Beliau memilah kitab ini kedalam bab-bab berikut, pertama bab
kaidah dasar, kedua bab kaidah-kaidah yang mengandung furu’ dalam berbagai bab
fiqh, ketiga bab kaidah-kaidah yang hanya masukl dalam bab fiqh, keempat kajian
masalah-masalah kalamiah yang memunculkan furu’-furu’ fiqhiyyah, kelima
pembahasan tentang pesoalan-persoalan ushuliyyah yang memuat furu’-furu’
fiqhiyyah, keenam, bab seputar istilah-istilah arab atau kaidah-kaidah
nahwuyang mempunyai persamaan prinsip dengn kaidah-kaidah fiqhiyyah,
ketujuh, bab mengenai sebab-sebab terjadinya perbedaan pendapat dikalangan
fuqaha’ beserta landasan dalil masing-masing pendapat dan contoh-contoh
konkritnya, kedelapan, pembahasan berbagai prinsip-prinsip fiqhiyyah yang
sangat terperinci dan nyaris lengkap, seperti kajian lengkap hakikat dzimmah,
dhobith, tentang khulu’ atau kajian seputar Al ghaz.bagian terakhir
ini dibagi dalam berbagai kaidah, faidah, dlobith, maupun fasal.
10.
Nuz-hat al-nawazhir fi riyadl al-nazhar-ir dan mathali’ al-daqa’iq fi tahrir
al-jawami’wa al-fawariq
Dua
kitab ini ditulis oleh jamaluddin abdurrahim bin al-hasan al-isnawi (w 772
h).kitab yang pertama bagian awalnya memuat beragam masalah nazha’ir,dan pada
bagian akhirnya mengulas persoalan fiqh di tinjau dari aspek perbedaan dan
persamaaanya,metode ini merupakan pendekatan baru yang belum pernah ada
sebelumnya.
Dan
kitab yang kedua, beliau berupaya menjelaskan setiap dua persoalan fiqhiyyah
dan dua aspek sekaligus, aspek persamaan (jami’) dan titik perbedaan (fari’),
dengan menerangkan latar belakang masalah, kemudian titik temunya, serta
perbedaan-perbedaan prinsipil keduanya. Kitab ini disusun oleh beliau sesuai
urutan bab-bab fiqh, ditambah catatan penting soal fiqhiyyah.
11.
Al-mantsur fi al-qawa’id
Ditulis
oleh badruddin muhammad al-zarkasyi (w. 794. H), gaya penulisan kaidah dalam
kitab ini sesuai urutan huruf hijaiyyah. Didalamnya termuat beragam
kaidah fiqh, illat hukum, dlabith,hingga detil-detil persoalan fiqhiyyah dengan
belbagai altikulasi yang sangat luas dan dengan tulisan yang sisitematis.
12.
Al-qawaid
Syarif
al-din isa al-ghazi (w. 799 H) adalah pengarang kitab ini.didalamnya memuat
banyak kaidah-kaidah fiqh dengan pengecualian-pengecualiannya, serta tambahan
kajian tentang alghaz milik al-asnawi yang dilengkapi oleh al-ghazi.
13. Al-Asybah wa
al-Nazha’ir
Kitab
yang ditulis oleh Umar bin Ali atau yang biasa disebut Ibn Mulaqqan (w. 804
H)ini penulisannya disesuaikan dengan urutan bab fiqh.penulisan kitab ini
merupakan modifikasi atas al-Asybah karya Ibn Wakil dan al-Mudzahab karya
al-Ala’i.
14. Al-asybah wa
al-Nazhair fi al-furu’
Kitab ini ditulis oleh Jalaludin Abd
al-Rahman bin Abi Bakar bin Muhammad al-Suyuti (w 911 H). Dalam kitab ini
beliau merangkai beragam kaidah, dlabith, nazhair, hingga detail-detail masalah
lainnya dengan klasifikasi yang sangat sistematis dan mudah di cerna. Konsep
penulisan versi as-Suyuti kedalam tiga kelompok besar, yakni kaidah-kaidah yang mempunyai medium yang cukup menyeluruh(al-qawa’id
al-kubro),kaidah-kaidah yang mengandung jangkauan furu’ mayoritas(al-qawa’id al-aghlabiyyah), kaidah–kaidah yang
masih diperselisihkan(al-qawa’id al-mukhtalaf fiha). Membuat kitab ini menjadi
salah satu kitab istimewa dengan sitematika penulisan terbaik dizamannya.
15. Al-fara’id
al-bahiyyah
Ditulis oleh abu bakar binabi al-qasim
al-ahdal al-yamani (w. 1035 H).kitab ini merupakan bait-bait nazham ringkasan
dari al-Asybah wa al-Nazha’ir karya al-Suyuthi.
16. Al-i’tinak fi
al-farq wa al-istitsna’
Ditulis oleh Badr al-Din Muhammad bin Abi Bakar bin
Sulayman al-Bakri. Mengandung 600 kaidah dan disusun sesuai urutan bab fiqh.
Kitab ini selesai di tulis pada tahun 1062 H.
17. Syarh al-qawa’id
al-khams
Pengarangnya
adalah Abdullah bin Ali Swaydan ( w. 1234 H), kitab ini pada mulanya membahas
lima kaidah kubra, namum pada bagian
akhirnya beliau juga menyinggung
beberapa kaidah fiqh lainnya selain kaidah kubra.
18. Al-mawahib
al-saniyyah
Ditulis oleh Abdullah bin Sulayman al-Jarhazi
(w. 1201 H).kitab ini bertujuan untuk menjelaskan kata-kata sulit yang dijumpai
dalam al-Fara’idl al-Bahiyyah. Sistematika penulisannya yakni terdiri dari tiga
bagian; (1) lima kaidah yang memuat cakupan kaidah yang universal, (2) kaidah
yang memuat cakupan furu’ cukup
banyak namun tak sebanyak cakupan yang pertama, (3) kaidah-kaidah yang masih
diperdebatkan.
19. Idlah al-qawa’id
al-fiqhiyyah
Penulisnya adalah
Abdullah bin Sa’id Muhammad (w. 1410 H). Kitab ini merupakan ringkasan dari al-mawahib al-saniyyah karya Abdullah
bin Sulayman al-Jarhazi, dan sitematika penulisannya mengikuti metode al-asybah wa al-nazha’ir karya
al-Suyuti. Secara umum kitab ini dipilah kedalam tiga bagian, yang pertama adalah
muqadimmah yang berisi uraian tantang latar belakang
sejarah,sistematika,metodologi, manfa’at, dan fungsi mempelajari kaidah fiqh,
yang kedua berisi uraian lima kaidah kubra, yang ketiga menguas kaidah aghlabiyyah, dan yang keempat membahas
kaidah yang formulasinya masih diperdebatkan oleh para fuqoha’.pada bagian
akhir kitab ini mengulas beberapa persoalan penting tentang hukum-hukum
furu’iyyah.
20. Al-fawa’id
al-janiyyah
Ditulis oleh abu al-fayd Muhammad Yasin bin
Isa al-Fadani al-Makki, merupakan ulama’ keturunan Padang. Dalam kitabnya beliu mengulas kitab al-mawahib al-saniyyah karya Abddullah
bin Sulayman al-Jarhazi. Beliau menelaahnya secara panjang dan lebar. Kitab
sudah terkenal di pesanren-pesantren seluruh Indonesia yang memang cukup kritis
dan komprehensip dalam mengulas isi kitab al-mawahib, baik dari sisi
bahasa,contoh,uraian,pengembangan-pengembangan masalah, hingga profil-profil
fuqaha dalam setiap bagian.
E. Kitab-kitab Madzhab Hambali
1.
Al-furuq
Inilah kitab pertama karya ulama’ madzhab
hambali, ditulis oleh Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah al-Samuri (w. 616 h),
kitab ini membatasi kajiannya hanya pada masalah-masalah furuqiyyah. Salah satu keistimewaannya terletak pada salah satu
upaya penulisnya untuk selalu mengomparasikan setiap perbedaan prinsip antar
persoalan fiqih dipandang dari sisi yuridisnya, baik al-qur’an maupun hadist.
Sayangnya kitab ini belum di cetak dan manuskripnya berada di perpustakaan Imam
bin Sa’ud al-Islamiyyah, Riyadl, Arab Saudi.
2.Al-qawaid
al-nuraniyyah al-fiqhiyyah
Kitab ini ditulis oleh syaikhul islam
ahmad bin taimiyyah (w. 728 h).jika di lihat dengan sekilas kitab ini agaknya
Cuma membahas persoalan khilaf antar ulam’ dan tidak sedikitpun mencerminkan
sebagai kitab kaidah. Padahal tidak demikian, didalamnya terdapat kajian ilmun
fiqh walaupun dengan porsi terbatas. Beliau memang tidak menulis secara
eksplinsit kaidah-kaisdah fiqh yang tetuang dalam kitab ini, sehigga di
butuhkan penalaran dalam untuk memahaminya.
3.Al-qawa’id
al-shurga dan alqwa’id al-kubra
Ditulis oleh Najam al-Din Sulaiman bin Abd al-Qawi al-Thufi (w. 716 h).kitab
ini secara khusus mengkaji kaidah-kaidah fiqh madzhab hambali tampa
mengaitkannya dengan madzhab yang lain.
4.Al-Qawa’id
al-Fiqhiyyah
Ditulis
oleh Ibn Qadli al-Jabal Ahmad bin al-Hasan (w. 771 h), kaidah-kaidah yang
terkandung dalam kitab ini umumnya bebentuk kalam matsal (pribahasa) yang sangat ringkas, sehingga membutuhkan
penalaran dan pencernaan yang mendalam untuk memahami isi yang terkandung.
5.Al-idlah fi
al-fiqh al-islami
Kitab
yang memuat sekitar 160 kaidah ini ditulis oleh Abu al-Farj Abdurrahman bin
Rajab (w. 795 h) dan disusun sesuai urutan bab fiqh. Kaidah-kaidah yang
tertulis di dalamnya disusun sesuai tema-tema tertentu, dan rata-rata mempunyai
redaksi yang panjang. Di dalamnya juga terdapat catatan penting madzhab hambali
yang bisa menambah kekayaan pengetahuan bagi si pembacanya. Selain itu beliau
di dalam kitab ini belum memilah antara kaidah dan dlabith.
6.Mughni Dzawi
al-afham al-kutub al-katsirah fi al-ahkam
Kitab
ini ditulis oleh Jamaluddin Yusuf bin Abd al-Hadi (w. 909 H). Kitab ini lebih
banyak mengintensifikasi pembahasan pada furu’iyyah.
Namun pada bagian akhirnya banyak menyinggung kajian kaidah-kaidah fiqh yang
ditulis secara acak dan tanpa urutan yang jelas. Jumlahnya mencapai 70-an
kaidah.
7.Risalah fi al-qawa’id
Kitab ini merupakan syarah dari nazham
yang ditulis pengarangnya(w. 1379 H),
sendiri,yaitu Abdurrahman bin al-Nashir al-Sa’adi yang hanya berjumlah
47 bait, sehingga kaidah –kaidah yang tertulis didalamnya tidak terlalu banyak.
F. Kitab Kaidah Lintas Madzhab
1. Al-wajiz
fi idlah qawa’id al-fiqhiyyah al-kulliyyah
Ditulis oleh Dr. Muhammad Shidqi bin
Ahmad al-Burnu.Kitab ini merupakan berisi racikan kaidah yang dihasilkan
melalui studi komparasi kaidah antar madzhab,yang memang bertujuan mengurai
kontradiksi guna membangun sintesa pendapat antar madzhab tanpa harus berpihak
pada madzhab manapun di antara ke empat madzhab tersebut.dalam penulisannya
Dr.Muhammad Shidqi tidak mengikuti salah satu gaya penulisan kitab-kitab kaidah
yang ditulis sebelumnya.
G. Penutup
Dapatlah
kiranya kita mengambil benang merah dari uraian di atas tentang perjuangan
gigih para ulama untuk melestarikan fan-fan ilmu dan cita-cita luhur untuk
selalu berkarya. Bisakah kita sebagai generasi meneruskan,merawat,mempelajari
dan menyempurnakan khazanah keilmuan yang begitu agung dimasa lampau hinga
dapat mencapai masa keemasanya kembali. Itulah beban berat yang tertancap
dipundak kita sebagai generasi yang berkaidah.